16
Dec
11

Ugly: Pandangan Negatif dari Beauty

Ketika saya diminta untuk membuat sesuatu yang jelek (ugly), yang terpikirkan dalam benak saya adalah sesuatu yang sudah tidak berguna, tidak bermakna, dan tidak bernilai. Saya mencari sesuatu di dekat saya yang memenuhi kriteria tersebut. Dari pencarian tersebut, saya menemukan secarik kertas yang berisi coretan yang pernah saya buat sebagai tugas OKK UI 2009. Kertas tersebut kemudian saya robek secara tidak beraturan dan bagian-bagian tertentu dari kertas tersebut saya dekatkan secara tidak beraturan pula. Bagian-bagian yang didekatkan tersebut dijepit menggunakan stapler. Setelah itu, saya menyelipkan bungkus biskuit yang biskuitnya baru saya makan. Bungkus biskuit tersebut saya lipat dan saya selipkan tanpa banyak pertimbangaan pula dan yang penting bisa diselipkan.

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Saya menyebutnya sebagai sesuatu yang jelek (ugly) karena pada awalnya saya tidak tahu apa yang akan saya buat pada awalnya dan pada saat membuatnya dan bahkan setelah benda ini selesai dibuat, saya tidak tahu yang saya hasilkan itu apa. Benda tersebut saya tetap anggap tidak berguna, tidak bermakna, dan tidak bernilai. Yang ada dalam benak saya hanya lah jelek sehingga pandangan saya terhadap benda yang dihasilkan pun tetap jelek.

Namun, jika pandangan tersebut diputarbalikkan, dimana pandangan yang awalnya negatif diubah menjadi positif sehingga kita mencoba memandang benda ini dari segi beauty-nya, persepsi kita terhadap benda ini dapat berubah. Ketika dalam benak kita pada awalnya memikirkan beauty dari benda ini, kita cenderung akan mencari sisi positif dari benda ini. Pandangan positif yang muncul pun bisa sangat beragam, misalnya benda ini bisa dianggap sebagai karya seni rupa yang menunjukkan kedinamisan dari lekukan-lekukan yang dihasilkan. Pada benda ini terdapat aksentuasi sehingga tercipta irama yang tidak monoton dan berintonasi. Ada sesuatu yang menonjol dan ada yang menyeimbangkan. Benda ini mampu menyampaikan sesuatu dari bentuknya yang mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan demikian, benda ini menjadi berguna, bermakna, dan bernilai.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pandangan kita terhadap sesuatu bisa sangat berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sesuatu yang awalnya kita anggap tidak berguna, tidak bermakna, dan tidak bernilai dengan pandangan yang negatif, dalam sekejap bisa berubah menjadi benda yang berguna, bermakna, dan bernilai dengan pandangan yang positif padahal bendanya tetap sama. Sesuatu bisa menjadi ugly sekaligus beauty secara bersamaan dengan pandangan yang berbeda. Pandangan awal kita mengenai sesuatu terkadang dapat menjebak kita untuk terlalu cepat menganggap sesuatu itu baik atau buruk dan ugly atau beauty sehingga anggapan tersebut pada akhirnya hanya menjadi asumsi belaka. Oleh sebab itu, berpikir analitis dengan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda sangat penting untuk menghasilkan pemikiran yang lebih objektif.


0 Responses to “Ugly: Pandangan Negatif dari Beauty”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


This is a blog for any ideas, thoughts, questions and anything else related to architecture and everyday. Writings in this blog were submitted by students of "Architecture & Everyday" class at the University of Indonesia, as our attempts of reading and re-reading of our everyday and our architecture