10
Jan
12

jalur kiri kanan

Bila membicarakan jalur kiri dan kanan, biasanya pikiran kita mengarah ke jalur taransportasi. Jalur kiri kanan ini dirancang agar transportasi, khusunya transportasi darat  dapat berjalan dengan teratur. Bagi kita jalur kiri adalah jalur kita sedangkan jalur kanan adalah jalur orang lain yang berlawanan arah (peraturan di Amerika jalur kirilah jalur lawan). Dalam jalur di jalan raya, di dalam satu jalur dimana kendaraannya berjalan satu arah dibagi lagi menjadi dua jalur, yaitu jalur kiri dan kanan juga. Kedua jalur tersebut membedakan kecepatan.

Pengalaman saya saat jalan di Singapur, jalur kiri kanan ini bukan hanya digunakan di jalur transportasi, jalur pejalan kaki juga baik di jalanan ataupun di dalam gedung (ruang sirkulasi gedung). Pemakainan jalur kiri kanan dalam pejalan kaki dipakai bila lebar jalannya kecil, dengan lebar sekitar satu sampai lima orang. Disana jarang sekali adanya hambatan akan orang yang ngeblok jalan kita.

Selain itu, dalam menggunakan eskalator, mereka juga menggunakan jalur kiri kanan. Orang-orang akan baris di jalur sebelah kiri, sedangkan sebelah kanan untuk orang yang ingin jalan cepat atau terburu-buru.

Kita di Indonesia belum memakai sistem ini saat berjalan kaki. Kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar saat berjalan masih kurang. Pandangan ke depan, tidak memandang kiri, kanan atau belakang. Terkadang ada orang yang sampai memblok jalan sehingga susah bagi kita untuk lewat.  Memblok jalan ini bisa dilakukan oleh satu orang, atau segerombolan orang. Dalam gerombolan , biasanya orang ingin berada di samping temannya agar lebih mudah untuk ngobrol.

Saat berhadapan dengan orang yang memblok jalan, akan lebih mudah bagi kita untuk melewatinya karena mereka dapat melihat kita. Seringnya mereka memberikan jalan yang sempit untuk kita karena  biasanya mereka memiringkan badannya atau mengelak sedikit. Jarang sekali orang tersebut mau pindah ke jalur temannya.

Kalau berada di belakang orang yang memblok jalan, akan lebih susah untuk melewatinya. Bila suasana sedang sepi, mungkin kita bisa menegurnya dengan mengatakan permisi. Tetapi bila mereka bergerombolan dan sedang asyik berbincang atau bercanda, akan susah untuk menegurnya.

Jalur kiri kanan ini akan lebih membuat orang berjalan lebih nyaman. Walaupun keadaan sepi, bisa saja ada orang yang sedang terburu-buru dan tanpa kita sadari kita sudah memblok jalannya. Nah, teman-teman, kalau jalan pakailah sistem ini,,,heheh


3 Responses to “jalur kiri kanan”


  1. January 11, 2012 at 2:10 am

    saya setuju dengan posting ini, karena saya termasuk orang yang sering berjalan terburu-buru dan kadang terganggu dengan orang yang memblok jalan.
    menurut saya, penggunaan jalan kanan-kiri ini akan membantu dalam sirkulasi kita, tidak hanya dijalan bagi kendaraan namun bagi kita juga sangat berguna.
    entah mengapa, mungkin menjadi kebiasaan, ketika saya terburu-buru dan berjalan cepat saya cenderung menggunakan jalur kanan. namun ketika sedang tidak terburu-buru atau sedang berjalan bersama teman, saya sangat berusaha menggunakan jalur kiri, bahkan sangat kekiri, karena tidak ingin mengganggu orang yang sedang terburu-buru.
    sangat tidak nyaman ketika kita sedang terburu-buru,tapi ada segerombolan orang yang memblok jalan. memang sulit untuk memulainya, tapi bisa dicoba dan dipraktekan 🙂

  2. January 11, 2012 at 6:21 pm

    Pada saat anda berbicara tentang pengalaman anda di Singapura, hal yang anda tuliskan juga sama seperti pengalaman saya pada saat saya berjalan di Singapura.Pada saat saya di Singapura, saya lebih banyak berjalan kaki, karena saya tidak mengerti naik angkutan umum di sana, dan tarif taksi cukup mahal disana. Pada saat saya berjalan kaki, saya memang melihat banyak sekali perbedaan antara berjalan kaki di Singapura dengan berjalan kaki di sini. Hal yang paling membedakan adalah bagaimana para pejalan kaki di Singapura sangatlah tertib, dan sangat menaati peraturan jalan. Dan yang paling menarik juga adalah yang sudah anda tuliskan, yaitu bagaimana adanya jalur kiri dan kanan dalam hampir semua area pejalan kaki. Bahkan dalam tangga maupun eskalatorpun ada jalur kiri dan kanan, walaupun tidak adanya batasan yang jelas antara jalur kiri dan kanan, tapi hebatnya para pejalan kaki disana bisa mengikuti jalur kiri dan kanan dengan rapi dan teratur seakan-akan ada dinding pembatas. Karena keadaan yang sangat teratur itu sehingga jarang sekali terjadi pemblokiran jalan oleh pejalan kaki. Sebenarnya kembali lagi ke kesadaran, ketaatan, dan kepedulian kita masing-masing terhadap para sesama pengguna jalan kaki. Sering kali karena kita terlalu egois, kita tidak memberikan jalan bagi orang yang mungkin sedang terburu-buru, bahkan lebih parah lagi kita tahu bahwa dia sedang terburu-buru, tapi kita mengacuhkannya. Kadang kita juga melupakan bahwa kita tidak ingin diperlakukan seperti itu apabila sedang terburu-buru, tapi kadang (mungkin sering) kita melakukan hal itu ke orang lain. Saya sebenarnya juga sangat menginginkan terciptanya keteraturan pejalan kaki dengan menggunakan jalur kiri dan kanan itu, dan memang seharusnya kita semua memulai dari diri sendiri

  3. January 13, 2012 at 11:07 am

    kondisi ini juga sering terjadi pada saya, terutama di jalan-jalan sempit yang memang untuk pejalan kaki seperti di jalan kober ataupun pocin. jalur yang memang hanya muat 2 orang berjalan kaki (arus bolak balik) sering dipergunakan segerombolan orang untuk berjalan, pelan-pelan pula mereka jalan, sangat mengganggu, apalagi jika saya berjalan sendirian cenderung memperceoat langkah. Sistem jalur kiri ini akan membuat orang-orang yang ingin lambat jalannya, tetap berada di kiri dan orang-orang seperti saya yang ingin jalan cepat tidak harus bilang “permisi mas/mba” jika ingin mendahului
    mengomentari sistem jalur pejalan kaki di singapura. saya jadi ingat ketika fieldtrip kemarin, karena tidak tau sistem jalan kiri ini, ketika naik eskalator dan posisi saya di kanan, lalu pa tiu menegur saya untuk tetap berada di kiri, dan akhirnya saya tau sistem ini. lebih jauh, sistem ini juga bisa menjadi budaya-kebiasaan orang2 singapura, yang saya lihat sistem ini sangat memperlihatkan atau mendukung budaya menghargai waktu, escalator yang ad di tempat2 transit seperti stasium MRT, dibuat lebih cepat kecepatannya. bahkan dengan kecepatan eskalatornya yang lebih cepat, masih memungkinkan orang yang sedang terburu-buru berjalan di eskalator (berjalan di tangga yang juga berjalan, dengan kecepatan yang cepat)~silahkan dibayangkan


Leave a reply to kreshnapatrian Cancel reply


This is a blog for any ideas, thoughts, questions and anything else related to architecture and everyday. Writings in this blog were submitted by students of "Architecture & Everyday" class at the University of Indonesia, as our attempts of reading and re-reading of our everyday and our architecture